Sambil menyebrangi sepi,
kupanggi namamu,wanitaku
apakah kau tak mendengar?
malam yang berkeluh kesah
eelukjiwaku yang payah
yang resah
karena memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala
siasia ku cari pancaran matamu
ingin kuingat agibau tubuhmu yang kini sudah kulupa
sia sia
tak ada yang bisa kucamkan
sempurnalah kesepianku
angin pemberontakan menyerang langit dan bumi
dan duabelas ekor serigala
muncul dari masa silamku
merobek robek hatiku yang celaka
berulangkali kupanggil namamu
dimanakah engkau wanitaku?
apakah engkau sudah menjadi masa silamku?
WS Rendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar